PALU – Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Tadulako (Untad), sukses besar menyelenggarakan Kuliah Tamu yang berfokus pada dinamika inovasi sektor publik di Indonesia. Kegiatan ini menjadi forum penting untuk memperkaya wawasan akademisi dan praktisi mengenai upaya peningkatan pelayanan publik di tengah tantangan pembangunan.

Acara edukatif dan strategis ini telah dilangsungkan pada Senin, 3 Juni 2024, bertempat di Aula Pascasarjana Universitas Tadulako, dan dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa Magister dan Sarjana, serta peneliti di lingkungan FISIP dan Untad.

Acara ini secara khusus menghadirkan narasumber utama yang memiliki rekam jejak dan otoritas tinggi dalam ranah administrasi publik dan penjaminan mutu pendidikan:

Dr. M.R. Khairul Muluk, S.Sos., M.Si.

Beliau adalah Ketua Lembaga Akreditasi Mandiri Sosial, Politik, Administrasi, dan Komunikasi (LAMSPAK), sekaligus merupakan Dosen Senior di Departemen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Dr. Muluk memaparkan materi dengan tema sentral:

“Public Sector Innovation in a Developing Country: Progress and Challenges of Public Service Innovation in Indonesia”

Dalam pemaparannya yang mendalam, Dr. Muluk memulai dengan menggarisbawahi kemajuan signifikan (progress) yang telah dicapai oleh Indonesia sebagai negara berkembang dalam kurun waktu dua dekade terakhir. Perkembangan ini didorong oleh tuntutan masyarakat dan komitmen pemerintah terhadap good governance.

  • Digitalisasi Layanan: Ia menyoroti keberhasilan adopsi teknologi informasi, mulai dari lahirnya Mal Pelayanan Publik (MPP), pengembangan aplikasi e-government di tingkat kementerian dan daerah, hingga penggunaan sistem e-planning dan e-budgeting yang bertujuan meningkatkan transparansi fiskal.
  • Inovasi Prosedural: Selain teknologi, kemajuan juga terlihat pada penyederhanaan birokrasi dan prosedur pelayanan, seperti standarisasi layanan (SOP) dan inisiatif “jemput bola” untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.
  • Peran Aktor Non-Pemerintah: Disebutkan pula peran krusial sektor swasta dan komunitas dalam memicu inovasi, misalnya melalui kemitraan Public Private Partnership (PPP) dalam penyediaan infrastruktur dan layanan.

Meskipun terdapat kemajuan, Dr. Muluk menekankan bahwa inovasi sektor publik di Indonesia masih menghadapi tantangan besar (challenges) yang bersifat struktural dan kultural, khas pada negara berkembang:

  1. Isu Kultural dan Birokratis: Tantangan utama adalah mindset birokrasi yang resisten terhadap perubahan (bureaucratic inertia). Inovasi seringkali terhenti di tingkat kebijakan puncak dan gagal diimplementasikan karena kurangnya komitmen atau keterampilan di tingkat pelaksana.
  2. Kesenjangan Digital dan Regional: Adanya disparitas yang mencolok antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antara Indonesia bagian Barat dan Timur, dalam hal infrastruktur teknologi dan literasi digital. Hal ini menciptakan kesenjangan inovasi, di mana manfaat e-service belum merata.
  3. Keberlanjutan Inovasi: Banyak inovasi yang bersifat episodik dan sangat bergantung pada figur kepala daerah atau inisiator tertentu (the champion factor). Ketika pemimpin berganti, inovasi tersebut seringkali tidak berkelanjutan (tidak institutionalized).
  4. Pengukuran dan Evaluasi: Tantangan dalam menetapkan indikator kinerja yang tepat untuk mengukur dampak nyata inovasi terhadap kesejahteraan masyarakat, bukan hanya sekadar jumlah aplikasi atau penghargaan yang didapatkan.

Kuliah Tamu ini diakhiri dengan sesi diskusi interaktif yang sangat antusias, di mana peserta mendapatkan kesempatan untuk menggali lebih dalam studi kasus nyata dari berbagai daerah.

Ketua Program Studi Administrasi Publik Untad menyampaikan, “Wawasan dari Ketua LAMSPAK ini sangat berharga, tidak hanya bagi mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Inovasi Sektor Publik, tetapi juga bagi para dosen dalam merumuskan agenda penelitian yang high impact. Kami berharap, output dari diskusi ini dapat mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru yang relevan dari kampus Untad untuk Sulawesi Tengah.”

Kegiatan ini diharapkan menjadi stimulus bagi civitas akademika untuk aktif mengambil bagian dalam proses perumusan dan implementasi kebijakan publik yang inovatif dan berorientasi pada kepentingan masyarakat luas.